Gresik, Kompas - Sejak Sabtu (2/10), kapal reguler yang melayani rute Gresik-Bawean, Jawa Timur, KM Express Bahari dengan kapasitas 344 penumpang dan KM Dharma Kartika dengan kapasitas 265 penumpang, tak beroperasi karena tinggi gelombang mencapai 3 meter.
Administratur Pelabuhan (Adpel) Gresik meminta bantuan KM Dharma Ferry 2 untuk mengangkut penumpang ke Bawean, Senin (4/10) pukul 09.00, guna menghindari penumpukan penumpang. Sebanyak 556 orang penduduk Bawean diangkut kapal motor yang berkapasitas 570 orang. Sebagian merupakan penumpang KM Express Bahari yang gagal berangkat pada Sabtu karena cuaca buruk.
Kepala Adpel Gresik Abdul Azis menyatakan, pengoperasian kapal cadangan dilakukan karena gelombang masih tinggi. ”KM Dharma Ferry 2 yang terbuat dari besi bisa melaju tenang di tengah laut dengan ombak setinggi 2-3 meter,” katanya.
Kepala Cabang PT Dharma Lautan Utama di Gresik M Sofyan menyatakan, KM Dharma Ferry 2 merupakan kapal cadangan yang biasa digunakan untuk mengarungi jalur Surabaya-Makassar atau Surabaya-Banjarmasin. Kapal itu diperbantukan ke Gresik atas permintaan Dinas Perhubungan dan Adpel Gresik.
Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Gresik Agus Muljono menyatakan, KM Dharma Ferry 2 disiagakan di Gresik sampai cuaca normal dan kapal reguler bisa berlayar lagi.
Kapal Layar Motor (KLM) Bhakti Utama, milik Muhdar, warga Bawean, Sabtu lalu, terbalik dan tenggelam di perairan Laut Jawa sekitar buoy 4. Nakhoda kapal, Marzuki, dan empat awak buah kapal (ABK), yakni Marjuki, Parjo, Asmuni, dan Rinto, diselamatkan nelayan Sedayulawas, Kecamatan Brondong, Kabupaten Lamongan.
Menurut Kepala Satuan Polisi Perairan Gresik Inspektur Satu Zulfikar Bintara, mereka masih trauma saat ditangani Satpol Air Lamongan. Para ABK itu rencananya dibawa ke Gresik melalui jalur darat. Akibat tenggelamnya KLM Bhakti Utama, muatan kapal berupa paving block, semen, empat sepeda motor, dan barang kelontong ikut karam. Nilai kerugian diperkirakan mencapai Rp 200 juta.
Tidak ingin peristiwa serupa terjadi lagi, Adpel Gresik mengimbau kapal yang berbahan kayu dan KLM dengan bobot kurang dari 1.000 gross tonage menunda berlayar demi keselamatan pelayaran.
Sesuai prakiraan cuaca Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Tanjung Perak, Surabaya, gelombang di laut Jawa masih mencapai 2,5 meter dan terjadi angin musim barat.
Kapal-kapal diperbolehkan berlayar setelah ombak di tengah laut normal. Menurut prakiraan BMKG, kondisi cuaca yang tidak menentu berlangsung hingga tiga hari ke depan. (ACI)
Media Bawean, 5 Oktober 2010
Kedatangan kapal Dharma Ferry II milik PT. Dharma Lautan Utama (DLU) tadi malam (4/10) di dermaga Pulau Bawean disambut puluhan ribu orang, terlihat sebagian besar adalah penjemput dan penghantar penumpang kapal.
Desak-desakan terjadi, ketika penumpang kapal turun, sementara dari arah berlawanan penumpang bersama penghantarnya berusaha masuk area dalam dermaga Pulau Bawean. Kepadatan pantauan Media Bawean, disepanjang jalan dermaga, selain dipadati banyak orang, banyak mobil dan sepeda motor dari arah berlawanan kesulitan jalan. Solusi bagi pengguna jalan, khusus penumpang kapal akan berlayar memilih berjalan kaki lebih cepat sampai diatas kapal, sebagian penumpang datang termasuk pengelolah Media Bawean memilih berjalan kaki sampai di luar dermaga Bawean.
Menurut Nur Ichsan, Petugas Syahbandar Bawean mengatakan, "Kedatangan dan keberangkatan Kapal Dharma Ferry II, termasuk rekor terbanyak penumpang, penghantar dan penjemput di dermaga Pulau Bawean," katanya.
"Dengan tidak beropersinya kapal Express Bahari dan Dharma Kartika, sehingga penumpukan penumpang disertai banyak penghantar memadati dermaga Bawean," ujarnya.
Sementara keberangkatan Kapal Dharama Ferry II dari Pulau Bawean menuju Gresik berangkat jam 20.30 WIB. (senin, 4/10) dengan mengangkut penumpang sebanyak 499 orang, dan sandar di Pelabuhan Gresik hari ini (selasa, 5/10) jam 08.30 WIB. (bst)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar